Rumah reyot di Maros direnovasi. (Bakrie/detikcom)
Maros - Warga ramai-ramai merenovasi gubuk reyot milik Daeng Kacong (82) dan anaknya, Manga' (53). Renovasi dilakukan oleh pihak Dinas Sosial Maros bersama relawan dari PMI Maros dan warga.
Renovasi gubuk di desa Mattirotasi, Kecamatan Maros Baru, Maros, Sulawesi Selatan, itu dilakukan karena kondisi gubuk yang ditempati warga miskin ini jauh dari kata layak. Di gubuk itu banyak sampah plastik. Papan dan dinding gubuk itu roboh. Sementara itu, atapnya banyak yang bocor.
"Hari ini kami bersama beberapa relawan dari PMI dan pihak lain mulai membongkar dan membersihkan gubuk ini. Kita mau gubuk yang mereka tinggali ini layak dulu. Karena kasihan sekali melihat kondisinya begitu miris," kata Plt Kadis Sosial Maros Muh Ferdiansyah kepada detikcom di lokasi, Jumat (23/11/2018).
Ferdiansyah mengaku anggaran renovasi gubuk itu didapatkan dari beberapa donatur yang iba, bukan dari anggaran pemerintah melalui Dinas Sosial. Pihaknya hanya mengkoordinasikan penyaluran bantuan, termasuk mengerjakannya secara langsung.
"Kita memang tidak punya anggaran untuk renovasi rumah begini. Tapi, karena ini butuh cepat, kita koordinasikan dengan beberapa pihak. Alhamdulillah semua bisa teratasi perlahan-lahan," tambahnya.
"Kita memang tidak punya anggaran untuk renovasi rumah begini. Tapi, karena ini butuh cepat, kita koordinasikan dengan beberapa pihak. Alhamdulillah semua bisa teratasi perlahan-lahan," tambahnya.
Kakek tinggal di gubuk reyot di Maros (Bakrie/detikcom
Untuk ke depannya, kata dia, pihaknya akan memberikan pendampingan khusus bagi Daeng Kacong dan anaknya yang mengalami gangguan mental. Termasuk mendaftarkannya ke Program Keluarga Harapan (PKH) Lanjut Usia.
"Harus tetap didampingi khusus. Karena, meski dikasih bantuan seperti KIS dan lain-lain, mereka juga tidak tahu cara pemanfaatannya. Baznas juga sudah mendata dan akan memberikan bantuan setiap bulan," paparnya.
Diketahui, Daeng Pacong bersama anaknya tinggal di gubuk berukuran sekitar 3x4 meter itu selama 20 tahunan. Sehari-hari mereka bertahan hidup dari belas kasih warga sekitar. Meski begitu, pemerintah desa seolah membiarkan kondisi warganya itu.
Pendapat :
Pendapat saya ini sangat terpuji kalau bukan mereka siapa lagi? kalau bukan sekarang kapan lagi? Warga, Relawan dan PMI di daerah Maros tersebut bergotong royong bedah rumah gubuk reyot milik Daeng Kacong (82) dan anaknya, Manga' (53). Serta ada donatur yang iba menyumbang sebagian harta nya untuk membangun gubuk reyot tersebut. Semoga orang-orang seperti di tempatkan ke Surga Nya Allah SWT, bahagia dunia dan akhirat. Semoga orang-orang yang melihat kejadian seperti ini tergerak untuk membantu rakyat kecil di sekitar nya. Aamiin allahuma aamiin.
Solusi :
Solusi nya yaitu kita sebagai mahasiswa baiknya membuat komunitas yang membantu untuk orang yang membutuhkan seperti kejadian di atas. Mencari donatur, relawan yang ingin mambangun dan membantu secara ikhlas. Pemerintah lebih melihat kebawah atau melihat rakyat-rakyat kecil yang sangat membutuhkan. Kita semua membayar pajak, anggaran dan lain lain untuk membantu semua yang membutuhkan dan pembangunan yang selayak nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar